Mitos Fotografi Landscape

Mitos Fotografi Landscape

Pasti beberapa dari Sobat KEE pernah dengar beberapa mitos fotografi landscape berikut ini.. Malahan ada juga orang yang menilai suatu foto berdasarkan mitos tersebut. Tapi sebenarnya tidak selalu harus mengikuti mitos tersebut, kamu bebas menyesuaikan dengan kondisi dan pesan yang ingin kamu sampaikan. Apa aja sih mitosnya?

1. Foto landscape harus tajam dan terang dari ujung ke ujung

Foto landscape tidak harus selalu tajam dan terang semuanya. Kamu bisa pintar-pintar memilih bagian mana yang perlu terlihat tajam dan bagian mana yang terlihat halus. Misalnya pada foto air terjun di bawah ini.

Air Terjun Nuorilang, Jiuzhaigou ISO 100, 1/8 detik, f/11, 32mm
Source : https://inet.detik.com/

Bagian air terlihat mulus yang diambil dengan shutter speed lambat yang menunjukkan air mengalir. Selain itu ada permainan gelap terang yang membuat foto lebih menarik dan terlihat lebih nyata.

ISO 200, f/8, 1/400 detik, 130mm

Perbedaan gelap terang pada foto memperlihatkan tekstur gunung sehingga terlihat lebih menonjol.

2. Foto cakrawala harus tegak lurus

Kebanyakan foto landscape yang sifatnya statik lebih cocok jika garisnya lurus karena dapat memberikan kesan kokoh. Tetapi tidak semuanya harus menggunakan aturan tersebut. Dengan garis cakrawala yang miring dapat memberikan kesan dinamis, ada pergerakan. Tapi untuk membuat komposisi yang pas diperlukan kejelian lebih.

ISO 100, f/11, 1/125 detik, 16mm, BluePoint Beach, Bali

Garis cakrawala yang miring sengaja dibuat untuk mengimbangi para surfer yang bergerak dinamis.

1/400 detik, f/8, ISO 200, 105mm

Dalam memotret pegunungan kamu dapat membuat garis diagonal yang dapat memberikan kesan dinamis.

Back to blog

Leave a comment

Please note, comments need to be approved before they are published.